Minggu, 19 Februari 2017

"Senja yang kesekian"

Adalah kita
Yang masih saja setia melangkahkan kaki ditempat yang nyaris sama
Tempat yang katamu menyimpan banyak rindu
Tepat yang kataku penuh duri dan batu
Tempat yang sama-sama tak bisa kita hapus dari peta ingatan

Tak ada yang peduli,atau lebih tepatnya kita mencoba abai
Yang kita tau jalan kedepan tidak sedatar yang kita bayangkan
Ada banyak tanjakan dan batu sandungan
Ada bayak binatang melata disela dedaunan
Hingga alas kaki yang kita kenakan menipis oleh waktu
Daki menebal di kulit mukamu juga rambut kusutku

Hingga senja yang kesekian
Kita bahkan lupa menandai almanak
Sudah seberapa jauhkah perjalanan
Toh pada akhirnya 
Bukan hal mudah bagi kita
Bersikap biasa saja setelah seseorang terluka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar