Rabu, 13 Februari 2019

"senja yang kesekian"





Adalah kita
setia melangah di tempat yang  sama
Tempat yang katamu menyimpan banyak rindu
Tempat yang kataku penuh duri dan batu
Tempat yang tak bisa kita hapus dari peta ingatan

Tak ada yang peduli, kita  abai
Kita tau di depan tak ada jalan datar
Banyak tanjakan dan batu sandungan
Banyak binatang melata di sela dedaunnan
Hingga alas kaki yang kita kenakan menipis oleh waktu
Daki menebal di kulit mukamu
juga rambut kusutku

Hingga senja kesekian
Kita bahkan lupa menandai almanak
Seberapa jauh perjalanan
Pada akhirnya:
Bukan hal mudah bagi kita
Bersikap biasa setelah ada hati yang terluka