“sepatu kets
biru”
By : elly
dharmawanti
*
Jelas itu bukan aku,kau
tau aku tak suka pakai kets warna biru,kau hanya terdiam saja mendengar aku
nyeracau mengenai sepasang sepatu kets biru di mobilmu. “itu punya teman yang
kebetulan tertinggal selepas jalan-jalan sore tadi” kilahmu,aku tau kamu
berbohong dan enggan menanggapi ceracauku. aku mengenalmu maka dari sorot
matamu pun aku langsung tau bahwa kau menyembunyikan sesuatu, ya sesuatu yang
justru membuatku semakin ingin tau.
Aku mengenalmu,seperti mengenal tubuhku
sendiri,setiap inci,setiap tarikan nafas setiap aliran darah,aku merasakannya. keterikatanku
padamu bukan keterikatan fisik semata,lebih dari itu,maka aku slalu pastikan
bahwa aku mengenalmu luar dalam. satu hal yang aku yakini sampai sekarang.
Aku bukan orang yang gandrung
bersosialisasi di media sosial,tapi karna curiga dan rasa ingin tau, membuat
aku lebih peka dari agen rahasia manapun,maka aku mulai mencari-cari dan
membaca semua postingan di wall medsos itu, betapa terkejutnya aku ketika menemukan begitu
banyak tulisan dan foto-foto perempuan yang tidak aku kenal,perempuan yang
menurut dugaanku pemilik sepatu kets biru itu. “jika wall mesdosmu penuh dengan
tulisan dan foto perempuan itu,pastilah sesuatu yang besar telah terjadi dengan
hatimu” dengan emosi kukirim pesan itu ke ponselmu. dan kau kekasih masih saja
berkilah “tak ada hal besar yang terjadi dalam hidupku dalam hatiku, hanya kamu
yang sungguh-sungguh aku mau, aku tunggu” astaga,aku nyaris meledak membaca
balasan pesan itu. Sampai kapan kau akan terus berkilah membohongiku.
**
Harus kuakui akhir-akhir ini kita
disibukkan dengan rutinitas pekerjaan,terutama aku,sangat tersisa sedikit waktu
bagi kita untuk slalu bersama, tapi aku menyakini bahwa kita saling mencintai
tak ada satupun atau apapun yang bisa merubah dan memisahkan kita.
Lima tahun,ya lima tahun bersama
kurasa bukan waktu yang pendek untuk saling percaya,untuk saling mengerti dan
berbagi,karenanya aku mempercaimu,mempercai rasa dan ikatan yang kita
miliki,aku menyakininya, sampai kutemukan sepatu kets biru itu,sepatu kets yang
membuatku mencurigaimu,membuat aku menyadari bahwa di balik ikatan yang kokoh
tersimpan sesuatu yang yang sangat rapuh,yang siap memporak-poranakan
semuanya,,,ya semuanya.
***
Bukan bantahan yang ingin ku dengar
dari mulutmu,bukan juga pengakuan atas penghianatanmu,bukan bukan itu yang
membuatku sungguh-sungguh terluka.sudah seringkali aku bilang padamu,aku tidak
mau mencintaimu dengan egois,aku ingin kita saling mengerti dan memahami, bahkan
jika salah satu dari kita mulai menyukai
orang lain maka kita akan saling terbuka membicarakannya bukan menyembunyikan
fakta, kamu ingat itu kan, ku pastikan kamu ingat,karna bukan sekali dua kali
kita membicarakan ini,kamu masih ingat jawaban yang selalu keluar dari bibir
indahmu “tidak,aku tidak mungkin melakukan itu, menyia-nyiakan orang terpenting
dalam hidupku,hanya ada kamu,slamanya kamu” aku hanya tersenyum menanggapi
ucapanmu.
Entahlah sepertinya aku memang sudah
bisa memprediksikan atas penghianatan yang kamu lakukan ini jauh sebelum itu
terjadi,tapi sungguh diluar dugaanku jika kamu akan mensikapinya dengan
sepengecut ini. Setelah semua fakta menyudutkanmu,kamu masih juga berkilah,kamu
masih saja menyangkal. seandinya dari awal kamu menjawab dengan sejujurnya, mungkin aku
tak akan seterluka seperti saat ini.tapi sudahlah tak ada yang perlu disesali yang terjadi,meski tak mudah aku harus
pergi,pergi tampa rasa benci.
****
Dan disinilah aku
sekarang,menyembunyikan luka di sebuah kota yang tak terdapat dalam peta,
berjuang melawan sakit dan benci yang tidak ingin kutunjukkan pada
siapapun,tidak padamu ataupun mereka yang turut prihatin atas kisahku.meski tak
mudah,meski butuh waktu yang sampai entah,tapi aku tak akan menyerah, aku akan
tetap berjuang untuk baik-baik saja dan tetap berdo’a smoga kamu bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar